“Upung Mamadahi Mayang“
Upung = seludang (kulit selaput mayang pinang kelapa)
mamadahi = menasihati
Mayang = mayang
“Seludang menasihati Mayang”
Makna dari ungkapan bahasa Banjar ini adalah nasihat yang diberikan kepada seseorang seharusnya juga berguna/diamalkan bagi diri sendiri. Ungkapan ini memiliki cerita rakyat dibaliknya, yaitu:
Pada suatu waktu, upung menasihati/memberitahu mayang,
“wahai mayang cepatlah kau berpegang dengan erat ke pokok pohon, karena sebentar lagi akan ada angin kencang menerpa kita” demikian nasihat upung
“baiklah, segera ku berpegang” jawab mayang
Kemudian angin datang berhembus sangat kencang dan upung tiba-tiba terjatuh dari pokok pohon sehingga hancur karena ia sendiri tidak berpegangan.
Ungkapan ini ditujukan kepada orang yang hanya pandai memberikan nasihat tetapi dia sendiri belum melakukannya. Jadi apa yang diucapkannya itu hanya sekadar ingin dianggap sebagai orang yang berpengetahuan dan dapat memberi petunjuk kepada orang lain. Orang semacam ini pandai berbicara halus, pandai menulis mengajak kesopanan, sehingga orang lain tidak mengetahui bahwa ia sering membuat kesalahan. Kesalahan yang dibuat oleh orang ini sama seperti apa yang ia pernah nasihatkan kepada orang lain.
Orang Banjar dulu sering menggunakan nasihat ini untuk instrospeksi diri, terutama kepada generasi muda agar melakukan dulu suatu perkara sebelum berani menasihatkan kepada orang lain.
Petikan dari http://kerajaanbanjar.wordpress.com